Senin, 30 Januari 2017

Yamaha Belum Hadirkan Pesaing Gesits dalam Waktu Dekat

Dunia sepeda motor Indonesia tengah bergeliat dengan motor listrik. Salah satunya dengan kehadiran motor listrik buatan anak bangsa, Gesits yang pengujiannya bakal dilepas oleh Presiden Joko Widodo pada awal November mendatang.

Yamaha Belum Hadirkan Pesaing Gesits dalam Waktu Dekat

Meski tengah ramai soal motor listrik, sebagai salah satu produsen 'raksasa' sepeda motor, Yamaha Indonesia mengaku belum akan memproduksi maupun menjual motor listrik dalam waktu dekat.

Presiden Direktur PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Minoru Morimoto menjelaskan, hal itu disebabkan karena masih tingginya produksi baterai untuk menggerakkan motor listrik.

Selain itu, pabrikan juga perlu mempertimbangkan ukuran baterai pada motor agar dapat memberi ruang serta berpengaruh pada estetika motor itu sendiri.

"Untuk kecepatan tinggi dan jarak jauh, Anda memerlukan motor penggerak besar, baterai besar. Itu sangat mahal dan sangat berat. Pada ukuran sepeda motor, Anda harus menggunakan baterai berukuran kecil," ujar Morimoto di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, seperti dilaporkan reporter detikOto Dina Rayanti, Senin (31/10/2016).

"Bagi setiap perusahaan sepeda motor, bukan hanya Yamaha, memperkenalkan motor listrik juga tidak mudah. Konsumen menginginkan motor dengan kecepatan tinggi dan mampu menempuh jarak jauh," lanjutnya.

Saat ditanya apakah nantinya tren sepeda motor di Indonesia akan mengarah ke motor listrik, Morimoto mengungkapkan peluang itu dapat terjadi. Namun pabrikan perlu memerhatikan sejumlah hal agar sesuai dengan kebutuhan konsumen.

"Bisa, tergantung pasar. Di Indonesia sepeda motor digunakan untuk jarak jauh, maka hal itu perlu diperhatikan. Setiap perusahaan juga perlu melakukan revolusi teknologi pada baterai," kata Morimoto. (nkn/ddn)

Rabu, 25 Januari 2017

Bersaing dengan Merek Jepang, TVS Andalkan Jemput Bola ke Konsumen

Di tengah persaingan di pasar roda dua yang ketat dengan pabrikan-pabrikan Jepang, pabrikan asal India PT TVS Motor Indonesia berusaha melakukan sesuatu yang beda.

Bersaing dengan Merek Jepang, TVS Andalkan Jemput Bola ke Konsumen

TVS melakukan strategi jemput bola agar lebih memanjakan konsumen. Misalnya saja seperti test ride yang tidak hanya dilakukan di diler saja melainkan bisa di rumah atau kantor.

"Test ride jemput bola kita fokus ke konsumen jadi lebih customer oriented kaya jemput bola kalau test ride nggak harus di kantor tapi juga di rumah," kata Senior Marketing Planner PT TVS Motor Indonesia, Rini Soelistiawati kepada detikOto, di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (31/10/2016).

Rini menambahkan ada beberapa masyarakat yang khawatir mengenai spare parts TVS yang sulit didapat bisa memesan secara online. "Ada juga THS (TVS Home Service) buat mereka yang sibuk jadi datengin langsung sekarang juga banyak yang khawatir TVS sparepartsnya gimana nah sekarang era digital kita udah ada online spare parts. Jadi pesan online di website www.tvsmotor.co.id ada online spare part yang penting free ongkir bayar juga bisa ke Indomaret," tambah Rini.

Berdasarkan data AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) hingga September kemarin TVS Indonesia mendistribusikan motor sebanyak 17.305 unit. TVS lebih banyak mengirimkan motor (ekspor) ke luar Indonesia sebanyak 15.808 unit, sisanya merupakan penjualan di pasar Indonesia.

Jumat, 20 Januari 2017

Dari Indonesia, Honda CBR250RR Mejeng di MotoGP Sepang

Honda CBR250RR yang debut di Indonesia beberap waktu lalu mulai dipamerkan di luar negeri. Bertepatan dengan MotoGP Sepang, Malaysia, Honda memamerkan CBR250RR kepada pecinta motorsport yang menonton MotoGP Sepang.

Dari Indonesia, Honda CBR250RR Mejeng di MotoGP Sepang

Motor sport bermesin 250cc dua silinder ini mampu menyedot perhatian para pecinta balap yang memadati area booth Honda saat digelar balap MotoGP di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia.

Terdapat 2 unit CBR250RR yang dihadirkan Astra Honda Motor yaitu varian Racing Red dan versi modifikasi bertema Cowboy Style. Kedua unit All New Honda CBR250RR ini yang dipamerkan di hari Minggu ini mampu nengundang perhatian masyarakat yang mendatangi sirkuit Sepang untuk menonton MotoGP. Pantauan detikOto di lokasi, Honda CBR250RR membuat pengunjung penasaran. Tak sedikit pengunjung yang ingin berfoto bersama CBR250RR khususnya yang versi modifikasi.

Model ini dipamerkan besama jajaran motor sport premium Honda yang juga mengusung filosofi 'Total Control', seperti replika motor supersport RC213V dan versi jalanannya RC213V-S.

"Kami ingin mendekatkan motor impian All New Honda CBR250R ini kepada masyarakat Indonesia maupun pecintanya dari mancanegara. Ajang MotoGP Sepang merupakan salah satu kegiatan balap dunia yang kami anggap paling tepat untuk menjawab rasa penasaran pecinta All New Honda CBR250RR dari berbagai negara. Kami senang motor ciptaan anak bangsa ini pun disambut antusias tak hanya oleh para pecinta motor sport di dalam negeri, namun juga dari berbagai negara seperti yang terlihat pada booth Honda di gelaran MotoGP Sepang," ujar GM Marketing Planning and Analysis Division AHM A. Indraputra.

Honda juga telah memperkenalkan CNR250RR di beberapa lokasi di Indonesia. Motor sport premium ini juga telah diperkenalkan langsung oleh pebalap MotoGP, Marc Marquez, saat mengendarai langsung di hadapan sekitar 4.000 orang penonton di Sentul International Circuit.

All New Honda CBR250RR menghasilkan tenaga maksimal terbaik 27,1 kW (36,8 PS) / 12.500 rpm dan torsi maksimum hingga 22,5 Nm (2.29 kgf.m) / 10.500 rpm. Tenaga itu hadir berkat penggunaan mesin generasi terbaru 250cc liquid-cooled 4-stroke DOHC 8-valve, paralel twin cylinder.

Rangka teralis terbaru dan mesin compact, All New Honda CBR250RR menjadi model teringan di kelasnya dengan bobot 165 kg untuk tipe standar dan 168 kg untuk tipe ABS.

Minggu, 15 Januari 2017

Suzuki Hayabusa Made in India, Harga Turun 40 Jutaan

Motor super yang bisa berlari hingga 300 km per jam, Suzuki Hayabusa mulai diproduksi di India. Harga pun turun sekitar Rp 40 juta.

Suzuki Hayabusa Made in India, Harga Turun 40 Jutaan

Dilansir dari indianaautosblog, Senin (31/10/2016), untuk pertama kalinya Suzuki sudah mengirimkan Hayabusa rakitan India ke tangan konsumen Suzuki di India.

Berkat produksi lokal, harga Hayabusa turun 200.000 rupee (Rp 40 juta) menjadi 1.357.135 rupee (Rp 265 juta). Sebagai perbandingan harga Hayabusa GSX1300R di Indonesia mencapai Rp 399.000.000.

Dikatakan model Suzuki Hayabusa model 2017 ini, masih akan menggendong mesin yang sama seperti model yang pernah dijual atau rakitan Jepang.

Yakni dengan menggendong mesin 1.340 cc empat silinder liquid-coolde DOHC, dengan rasio kompresi mencapai 12,5:1. Serta akan mampu menyemburkan 197 tenaga kuda dan torsi mencapai 154 Nm, dengan enam percepatan.

Suzuki di India pun mengatakan, Suzuki tidak akan berhenti di Hayabusa saja. Produsen asal Jepang ini mengatakan akan ikut merakit motor besar Suzuki lainnya di India.

Namun sayang, tidak ada informasi mengenai berapa perbedaan harga jual. Saat merakit di India dengan mendatangkan langsung dari Jepang.

Selasa, 10 Januari 2017

Toyota Sempat 'Berdarah-darah' Saat Mau Ekspor Mobil ke Timur Tengah

Melakukan ekspor ke Timur Tengah merupakan salah satu hal yang paling krusial dalam sejarah keberadaan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Kualitas mobil yang sempat dipertanyakan tak membuat TMMIN menyerah dan mundur dari ekspor barang ke Timur tengah.

Toyota Sempat Berdarah-darah Saat Mau Ekspor Mobil ke Timur Tengah

"Situasi kritikal yang kita hadapi terus terang saya di TMMIN yang paling menantang waktu pertama kali kita ekspor ke Timur tengah karena nggak gampang masuk ke Timur Tengah. Karena Timur Tengah tahunya kita orang gitu, jadi bayangin kalau mobil dibikin di Indonesia pasti image dan sensitivity-nya beda bahkan kualitas kita harus lebih bagus dari Thailand dan Jepang," kata Direktur Administrasi PT TMMIN, Bob Azam dalam sebuah diskusi di Jakarta.

Meski begitu TMMIN akhirnya berhasil mengekspor untuk pertama kalinya ke Timur Tengah di tahun 2005-2006 dengan produk Kijang Innova.

"Kalau diekspor dari Jepang ada cacat sedikit dia bisa terima tapi kalau di Indonesia ada salah dikit ya ributnya kemana-mana. Jadi yang paling berat tuh waktu pertama kali menjadi eksportir ke Timur Tengah, 2005-2006. Waktu itu Kijang dulu yang baru Innova, Innova kan 2004 kan global model nah itu yang berat karena pertama kali kita ikut serta di global model. Biasanya kita bikin model untuk domestik aja, pasti preference-nya kan domestik customer tapi waktu kita bikin global model kita harus mempertimbangkan konsumen-konsumen di luar Indonesia yang mungkin preference-nya beda, nah itu pertama kali kita mind set-nya memang harus berubah total, kemudian kualitas juga harus berubah total," lanjut Bob.

Selain Innova, TMMIN juga melakukan ekspor untuk produk Fortuner yang sebelumnya ekspor ke Timur Tengah dilakukan Thailand. TMMIN berhasil bersaing dengan melakukan sejumlah efisiensi.

"Kemudian yang kedua juga waktu kita Fortuner, terus terang waktu itu diproduksi di Thailand, nah Thailand itu waktu itu strukturnya, struktur cost pasti lebih kompetitif dari kita karena suppliernya banyak dan terus economic scalenya besar, nah kita sama Toyota Motor Corporation (TMC) dibilang 'lo mau ekspor ke Timur Tengah silahkan asal harganya sama kaya Thailand. Nah sekarang kalau biaya produksi kita lebih tinggi dan di sana harganya lebih murah berarti kita rugi kan belum lagi dianggap dumping, tapi risiko itu kita lewati karena kita percaya kalau kita melakukan efisiensi kita bisa mencapai level profitability yang sama seperti Thailand walaupun kita berdarah-darah kita ambil tantangan ekspor Fortuner ke Timur Tengah," ungkpa Bob.

Kamis, 05 Januari 2017

Ini Rahasia Toyota Bisa Eksis 45 Tahun di Indonesia

Selama 45 tahun berkiprah di Indonesia, Toyota boleh dibilang sudah mengalami semuanya. Mulai dari jatuh bangun hingga kini bisa menguasai pangsa pasar penjualan mobil di Indonesia yang mencapai sekitar 36 persen. Apa rahasianya?

Ini Rahasia Toyota Bisa Eksis 45 Tahun di Indonesia

'Kita di otomotif itu adalah kerja sama bukan antara karyawan di antara satu perusahaan, tapi kerja sama antara perusahaan,"kata Direktur Administrasi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azam, di Jakarta.

Bob menambahkan kekompakan yang dijalin ini bukan hanya antar karyawan di satu perusahaan saja melainkan antara ratusan perusahaan.

"1 mobil itu mungkin dikerjakan 100 perusahaan dan harus kompak untuk memproduksi satu komponen harus kompak berapa jumlahnya bagaimana kualitasnya, harganya berapa, delivery-nya kapan itu 100 perusahaan harus kompak, belum ratusan lagi yang jadi pohon industrinya. Jadi yang paling sulit itu bangun kekompakan," tambah Bob.

Meski sempat bangkrut di tahun 1998 dengan penjualan dan produksi yang menurun drastis hingga 85%. Saat itu market otomotif Indonesia terjun bebas ke titik terendah. Peristiwa-peristiwa pahit seperti ini merupakan ujian bagi komitmen dan konsistensi Toyota untuk tetap tumbuh bersama masyarakat Indonesia.

Sejak kehadirannya pada 1971, Toyota Indonesia telah berhasil memproduksi kendaraan lebih dari 3 juta unit dan selama bertahun-tahun tercatat sebagai market leader dalam mendorong pertumbuhan pasar otomotif nasional dengan pangsa pasar di atas 30%.

Di tahun 2015 produksi model-model Toyota di Indonesia menempati posisi kelima negara produsen kendaraan Toyota terbesar di dunia di luar Jepang dengan total produksi 370 ribu unit setelah Amerika Serikat (1,34 juta unit), China 1,01 juta unit, Thailand 630.000 unit dan Kanada 590.000 unit. Untuk tahun 2016 ini, sampai September lalu, produksi model-model Toyota di Indonesia sudah mencapai angka 387.500 unit, dimana 123.700 unit diantaranya untuk pasar ekspor yang mencapai lebih dari 80 negara.

Indonesia pun kini tercatat sebagai pasar keempat terbesar Toyota di dunia. (dry/ddn)